Surabaya, 10 Juni 2025 — Prestasi membanggakan datang dari Kabupaten Probolinggo. Dua inovator daerah berhasil menembus ajang bergengsi Inotek Award Provinsi Jawa Timur 2025, dan tampil dalam sesi paparan finalis yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Timur.
Paparan berlangsung di kantor BRIDA Jawa Timur, di hadapan Kepala BRIDA beserta dewan juri yang terdiri dari para akademisi, peneliti, dan praktisi inovasi. Kedua inovator asal Probolinggo ini menunjukkan bahwa potensi inovasi lokal mampu bersaing di level provinsi dengan membawa solusi nyata untuk persoalan agribisnis dan pelayanan publik.

Peserta pertama adalah Bapak Budiono dari Pusat Pengembangan Agens Hayati (PPAH) Sumberjaya, Tegalsiwalan. Ia mempresentasikan inovasi bertajuk “Mikoplus”, sebuah teknologi tameng dan penerobos sistem perakaran tanaman berbasis mikoriza yang bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi serapan unsur hara dan ketahanan tanaman. Inovasi ini masuk dalam kategori agribisnis dan energi terbarukan.
Peserta kedua adalah tim inovator yang mengembangkan SIMPELMASe (Sistem Pelayanan Masyarakat Desa Warga Sumberkledung, Kecamatan Tegalsiwalan), sebuah platform berbasis website dan mobile apps yang mendigitalisasi layanan administratif dan informasi desa. Inovasi ini menjadi perwakilan Kabupaten Probolinggo dalam kategori teknologi digital untuk pelayanan publik.

Dalam sesi wawancara usai paparan, Bapak Budiono menyampaikan rasa bangganya dapat membawa nama daerah di kancah provinsi. “Lolos pada tahap paparan di kegiatan Inotek ini tentunya merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami. Hal ini menjadi peluang untuk memperluas manfaat dari hasil inovasi kami ke tahap provinsi, bahkan nasional,” ungkapnya.
Ajang Inotek Award diselenggarakan setiap tahun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai bentuk apresiasi terhadap inovator daerah. Tujuannya adalah menjaring dan mendorong inovasi yang dapat diimplementasikan langsung untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Keberhasilan dua inovator asal Kabupaten Probolinggo ini menjadi bukti bahwa desa-desa di daerah memiliki potensi besar dalam bidang teknologi dan pertanian. Dukungan dari berbagai pihak—termasuk pemerintah daerah dan komunitas riset seperti AIPRO—diharapkan terus tumbuh untuk memperkuat ekosistem inovasi di kabupaten ini.